BADRUZZAMAN/5948/3TPHP2/EBAT
BAHAN PENGAWET DALAM PRODUK PANGAN
Umumnya pangan memiliki daya simpan yang relatif pendek.,sehingga bersifat mudah rusak (perishable). Lama atau singkatnya daya simpan pangan sangat tergantung pada karateristik bahan pangan tersebut. Kadar airdalam pangan, terutama kandungan “air bebas” merupakan faktor utama penentu daya simpan pangan. Semakin tinggi kadar air pangan, semakin cepat rusaknya produk tersebut, baik akibatadanya aktivitas biologis internal ( metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Untuk memperpanjang daya simpan atau membuat pangan lebih awet, kadar air pangan harus diturunkan. Mengurangi kadar airdalam pangan dapat dilakukan dengan berbagagai cara antara lain melalui proses pengeringan atau pemberian bahan (senyawa) pengawet yang dapat mengikat air bebas, membatasi serta membunuh aktivitas mikroba perusak pangan.
>
Prinsip pengawetan bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam produk pangan, bahan atau zat pengawet yang digunakan akan berperan sebagai anti mikroba atau antioksidan, atau sekaligus keduanya. Sebagai antimikroba, zat pengawet akan menghambat aktivitas pertumbuhan jamur, bakteri dan enzim yang menyebabkan pembusukn pangan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan menyatu dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya ketengikan, penciklatan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Walau bahan pengawet ini sangat bermanfaat bagi industri pangan, muncul pertanyaan apakah proses pengawetan, bahan pengawet yangditambahkan dan produk awet yang dihasilkan aman dikonsumsi manusia?
Bahan Pengawet Yang Aman
Bahan pengawet terbagi dua. Pertama disebut GRAS ( Generally Recognized asa Safe). Jenis ini tergolong aman dan tidak menimbulkan efek toksid, contohnya garam, gula dan asam cuka.
@ Garam atau NaCl.Sejak berabad-abad lampau hingga saat ini garam digunakan sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk kedalam jaringan produk pangan akan mengikat kandungan air bebas yang terdapat dalam produk pangan tersebut. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Produk pangan hasil pengewetan dengan garam memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan. Sementara produk segarnya hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainyamerupakan contoh prosuk pangan yang diawetkan dengan garam.
@ Gula atau sukrosa.Gula merupakan karbohidrat dengan rasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet, khususnya untuk produk-produk pangan yang telah mengalami panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentarasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan apangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau kering yang banyak dijual dipasaran merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan gula.
@ Cuka atau Vinegar. Cuka buah merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pengawetan daging, sayuran maupun buah-buahan. Acar timun , acar bawang putih, acar kubis merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah.
Jenis bahan pengawet kedua disebut ADI ( Acceptable Daily Intake ) yang ada ketentuan batas kadar penggunaannya. Data pengaturan bahan pengawet yang dihimpun dari Codex Alimetarius Commision (CAC) mengungkapkan tercatat 58 jenis bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan berbagai produk pangan. Indonesia melalui peraturan menteri kesehatan nomor 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet.
Gangguan Kesehatan
Diakui, beberapa jenis bahan pengawet berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bila dikonsumsi oleh mereka yang sensitif terhadap bahan tersebut. Mencermati kemungkinan munculnya gangguan kesehatan seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini, maka FDA mensyaratkan kepada produsen produk pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang mereka gunakan aman bagi konsumen.
Banyak indikator yang menentukan sebuah bahan pengawet aman atau tidak, contohnya tidak ada potensi toksisitas (termasuk penyebeb kanker) dari bahan pengawet ketika dikonsumsi manusia ataupun hewan. Bagaimana dengan konsumen? Untuk kebaikan diri sendiri, mulailah membiasakan diri membaca label produk pangan dengan cermat sebelum memutuskan untuk membeli.
Pengaruh Beberapa Bahan Pengawet Terhadap Kesehatan
Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh
Ca- Benzoat Sari buah, minuman ringan,minuman anggur manis, ikan asin Dapat menyeabkan reaksi pada pasien asma yang peka terhadap aspirin
Sulfur Dioksida (SO2)
Sari buah, buah kering, kacang kering, sirup, acar Dapat menyebabkan tukak lambung, serangan asma, mutasi genetik, alergi dan kanker
K-Nitrit
Daging kornet,daging kering, acar daging
Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernapas dan sakit kepala, anemia, muntah, radang ginjal
Na-metasulfat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan,kesulitan tidur
Asam Sorbat Produk jeruk, keju, acar dan salad Alergi kulit
Natamysin Produk daging dan keju Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan alergi kulit
K- Asetat Makanan Asam Merusak fungsi ginjal
BHA Minyak sayur,kripik kentang, pizza beku, instant tea.
(Disadur dari berbagai sumber)
Oleh :
Lucky Kobandaha
Ahli Gizi RS Awal Bros Pekanbaru
http://rsawalbrospku.com/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=9
BADRUZZAMAN/5948/3TPHP2/EBAT
BAHAN PENGAWET DALAM PRODUK PANGAN
Umumnya pangan memiliki daya simpan yang relatif pendek.,sehingga bersifat mudah rusak (perishable). Lama atau singkatnya daya simpan pangan sangat tergantung pada karateristik bahan pangan tersebut. Kadar airdalam pangan, terutama kandungan “air bebas” merupakan faktor utama penentu daya simpan pangan. Semakin tinggi kadar air pangan, semakin cepat rusaknya produk tersebut, baik akibatadanya aktivitas biologis internal ( metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Untuk memperpanjang daya simpan atau membuat pangan lebih awet, kadar air pangan harus diturunkan. Mengurangi kadar airdalam pangan dapat dilakukan dengan berbagagai cara antara lain melalui proses pengeringan atau pemberian bahan (senyawa) pengawet yang dapat mengikat air bebas, membatasi serta membunuh aktivitas mikroba perusak pangan.
>
Prinsip pengawetan bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam produk pangan, bahan atau zat pengawet yang digunakan akan berperan sebagai anti mikroba atau antioksidan, atau sekaligus keduanya. Sebagai antimikroba, zat pengawet akan menghambat aktivitas pertumbuhan jamur, bakteri dan enzim yang menyebabkan pembusukn pangan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan menyatu dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya ketengikan, penciklatan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Walau bahan pengawet ini sangat bermanfaat bagi industri pangan, muncul pertanyaan apakah proses pengawetan, bahan pengawet yangditambahkan dan produk awet yang dihasilkan aman dikonsumsi manusia?
Bahan Pengawet Yang Aman
Bahan pengawet terbagi dua. Pertama disebut GRAS ( Generally Recognized asa Safe). Jenis ini tergolong aman dan tidak menimbulkan efek toksid, contohnya garam, gula dan asam cuka.
@ Garam atau NaCl.Sejak berabad-abad lampau hingga saat ini garam digunakan sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk kedalam jaringan produk pangan akan mengikat kandungan air bebas yang terdapat dalam produk pangan tersebut. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Produk pangan hasil pengewetan dengan garam memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan. Sementara produk segarnya hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainyamerupakan contoh prosuk pangan yang diawetkan dengan garam.
@ Gula atau sukrosa.Gula merupakan karbohidrat dengan rasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet, khususnya untuk produk-produk pangan yang telah mengalami panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentarasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan apangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau kering yang banyak dijual dipasaran merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan gula.
@ Cuka atau Vinegar. Cuka buah merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pengawetan daging, sayuran maupun buah-buahan. Acar timun , acar bawang putih, acar kubis merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah.
Jenis bahan pengawet kedua disebut ADI ( Acceptable Daily Intake ) yang ada ketentuan batas kadar penggunaannya. Data pengaturan bahan pengawet yang dihimpun dari Codex Alimetarius Commision (CAC) mengungkapkan tercatat 58 jenis bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan berbagai produk pangan. Indonesia melalui peraturan menteri kesehatan nomor 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet.
Gangguan Kesehatan
Diakui, beberapa jenis bahan pengawet berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bila dikonsumsi oleh mereka yang sensitif terhadap bahan tersebut. Mencermati kemungkinan munculnya gangguan kesehatan seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini, maka FDA mensyaratkan kepada produsen produk pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang mereka gunakan aman bagi konsumen.
Banyak indikator yang menentukan sebuah bahan pengawet aman atau tidak, contohnya tidak ada potensi toksisitas (termasuk penyebeb kanker) dari bahan pengawet ketika dikonsumsi manusia ataupun hewan. Bagaimana dengan konsumen? Untuk kebaikan diri sendiri, mulailah membiasakan diri membaca label produk pangan dengan cermat sebelum memutuskan untuk membeli.
Pengaruh Beberapa Bahan Pengawet Terhadap Kesehatan
Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh
Ca- Benzoat Sari buah, minuman ringan,minuman anggur manis, ikan asin Dapat menyeabkan reaksi pada pasien asma yang peka terhadap aspirin
Sulfur Dioksida (SO2)
Sari buah, buah kering, kacang kering, sirup, acar Dapat menyebabkan tukak lambung, serangan asma, mutasi genetik, alergi dan kanker
K-Nitrit
Daging kornet,daging kering, acar daging
Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernapas dan sakit kepala, anemia, muntah, radang ginjal
Na-metasulfat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan,kesulitan tidur
Asam Sorbat Produk jeruk, keju, acar dan salad Alergi kulit
Natamysin Produk daging dan keju Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan alergi kulit
K- Asetat Makanan Asam Merusak fungsi ginjal
BHA Minyak sayur,kripik kentang, pizza beku, instant tea.
(Disadur dari berbagai sumber)
Oleh :
Lucky Kobandaha
Ahli Gizi RS Awal Bros Pekanbaru
http://rsawalbrospku.com/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=9
BAHAN PENGAWET DALAM PRODUK PANGAN
Umumnya pangan memiliki daya simpan yang relatif pendek.,sehingga bersifat mudah rusak (perishable). Lama atau singkatnya daya simpan pangan sangat tergantung pada karateristik bahan pangan tersebut. Kadar airdalam pangan, terutama kandungan “air bebas” merupakan faktor utama penentu daya simpan pangan. Semakin tinggi kadar air pangan, semakin cepat rusaknya produk tersebut, baik akibatadanya aktivitas biologis internal ( metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Untuk memperpanjang daya simpan atau membuat pangan lebih awet, kadar air pangan harus diturunkan. Mengurangi kadar airdalam pangan dapat dilakukan dengan berbagagai cara antara lain melalui proses pengeringan atau pemberian bahan (senyawa) pengawet yang dapat mengikat air bebas, membatasi serta membunuh aktivitas mikroba perusak pangan.
>
Prinsip pengawetan bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam produk pangan, bahan atau zat pengawet yang digunakan akan berperan sebagai anti mikroba atau antioksidan, atau sekaligus keduanya. Sebagai antimikroba, zat pengawet akan menghambat aktivitas pertumbuhan jamur, bakteri dan enzim yang menyebabkan pembusukn pangan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan menyatu dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya ketengikan, penciklatan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Walau bahan pengawet ini sangat bermanfaat bagi industri pangan, muncul pertanyaan apakah proses pengawetan, bahan pengawet yangditambahkan dan produk awet yang dihasilkan aman dikonsumsi manusia?
Bahan Pengawet Yang Aman
Bahan pengawet terbagi dua. Pertama disebut GRAS ( Generally Recognized asa Safe). Jenis ini tergolong aman dan tidak menimbulkan efek toksid, contohnya garam, gula dan asam cuka.
@ Garam atau NaCl.Sejak berabad-abad lampau hingga saat ini garam digunakan sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk kedalam jaringan produk pangan akan mengikat kandungan air bebas yang terdapat dalam produk pangan tersebut. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Produk pangan hasil pengewetan dengan garam memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan. Sementara produk segarnya hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainyamerupakan contoh prosuk pangan yang diawetkan dengan garam.
@ Gula atau sukrosa.Gula merupakan karbohidrat dengan rasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet, khususnya untuk produk-produk pangan yang telah mengalami panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentarasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan apangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau kering yang banyak dijual dipasaran merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan gula.
@ Cuka atau Vinegar. Cuka buah merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pengawetan daging, sayuran maupun buah-buahan. Acar timun , acar bawang putih, acar kubis merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah.
Jenis bahan pengawet kedua disebut ADI ( Acceptable Daily Intake ) yang ada ketentuan batas kadar penggunaannya. Data pengaturan bahan pengawet yang dihimpun dari Codex Alimetarius Commision (CAC) mengungkapkan tercatat 58 jenis bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan berbagai produk pangan. Indonesia melalui peraturan menteri kesehatan nomor 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet.
Gangguan Kesehatan
Diakui, beberapa jenis bahan pengawet berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bila dikonsumsi oleh mereka yang sensitif terhadap bahan tersebut. Mencermati kemungkinan munculnya gangguan kesehatan seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini, maka FDA mensyaratkan kepada produsen produk pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang mereka gunakan aman bagi konsumen.
Banyak indikator yang menentukan sebuah bahan pengawet aman atau tidak, contohnya tidak ada potensi toksisitas (termasuk penyebeb kanker) dari bahan pengawet ketika dikonsumsi manusia ataupun hewan. Bagaimana dengan konsumen? Untuk kebaikan diri sendiri, mulailah membiasakan diri membaca label produk pangan dengan cermat sebelum memutuskan untuk membeli.
Pengaruh Beberapa Bahan Pengawet Terhadap Kesehatan
Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh
Ca- Benzoat Sari buah, minuman ringan,minuman anggur manis, ikan asin Dapat menyeabkan reaksi pada pasien asma yang peka terhadap aspirin
Sulfur Dioksida (SO2)
Sari buah, buah kering, kacang kering, sirup, acar Dapat menyebabkan tukak lambung, serangan asma, mutasi genetik, alergi dan kanker
K-Nitrit
Daging kornet,daging kering, acar daging
Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernapas dan sakit kepala, anemia, muntah, radang ginjal
Na-metasulfat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan,kesulitan tidur
Asam Sorbat Produk jeruk, keju, acar dan salad Alergi kulit
Natamysin Produk daging dan keju Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan alergi kulit
K- Asetat Makanan Asam Merusak fungsi ginjal
BHA Minyak sayur,kripik kentang, pizza beku, instant tea.
(Disadur dari berbagai sumber)
Oleh :
Lucky Kobandaha
Ahli Gizi RS Awal Bros Pekanbaru
http://rsawalbrospku.com/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=9